Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Tentang Saya


        Pagi itu,tepatnya tanggal 25 juli 1989,seorang perernpuan dengan perut buncit dilarikan ke sebuah rumah sakit di kota Sintang.Perempuan tersebut sepertinya akan melahirkan anak yang ia kandung,menurut perhitungan medis,pada waktu itu usia kandungan perempuan tersebut kira-kira tujuh bulan kurang satu minggu proses demi proses dilewati dan tanda-tanda kelahiranpun  semakin dekat,saat salah satu bagian tubuh bayi terlihat,dokterpun segera mengambil langkah operasi,hal tersebut dilakukan karena kelahiran sang bayi tidak seperti kelahiran pada umumnya,yaitu bagian lutut terlebih dahulu keluar.
         Sekitar 27 jahitan yang harus melekat pada tubuh wanita tersebut untuk menyelamatkan si bayi dan dirinya.Tepat pukul 06:30 WIB hari selasa,tanggal 25 Juli tahun 1989 bayi tersebut berhasil meloloskan diri dari rahim ibunya.Kelahirannya disambut dengan suka cita oleh sang ayah dan keluarga.Nurmiaty dan Muhammad Ali,sepasang kekasih yang paling bahagia saat itu karena dianugerahi seorang putra pertama mereka yang mereka namai Muhammad Rizal.
         Hari-hari berlalu seiring tumbuh dan berkembangnya aku bersama ayah dan ibu hingga tibalah saat yang begitu sulit.pada saat itu usiaku kira-kira 3 tahun,dan aku telah memiliki dua orang adik,Deri,adik perempuan dan wahyu si bungsu laki-laki,.dalam usia yang relatif masih sangat belum mengerti  tentang masalah orang dewasa tersebut,Abah(panggilan untuk ayahku) dan mamak”ibu”mendapati masalah yang akhirnya diselesaikan dengan jalan perceraian.Proses demi proses berlalu dan palu sidang pun berbunyi tanda resminya kedua pasangan tersebut mengakhiri pernikahan mereka,saat penentuan hak asuh,ibu bersikeras untuk mendapatkan hak asuh atas kami bertiga dan Tuhanpun mengabulkan permohonan beliau lewat keputusan hakim.
        Setelah berlalunya hari-hari bersama ayah,sepengingatan saya,kami pulang ke Sekadau,sebuah kota yang sekarang ini menjadi sebuah kabupaten.Sebuah tempat dimana saya bersama adik-adik berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan yang sederhana dari keadaan yang berkecukupan sebelum kami terpisah dari ayah,hal itu membuat ibu harus ekstra dalam memenuhi kebutuhan kami.Dan akhirnya ibu harus kembali ke Sintang untuk meneruskan pekerjaannya disana sebagai pengelola sebuah salon kecantikan.Masih begitu jelas dalam ingatanku seperti apa keadaan kami sekeluarga,tinggal bersama nenek tanpa bimbingan seorang ayah dan kasih sayang dari ibu,kedua adik saya tinggal bersama ibu di Sintang dan ototmatis kami berpidah tempat.Ibu pada saat itu menyandang peran sebagai ayah sekaligus tulang punggung keluarga kami,selain harus mambaiyai kami bertiga,ibu juga harus mencukupi kebutuhan keluarga besar karena kakek pada saat itu sedang sakit keras,ditambah lagi saudara-saudara ibu masih bersekolah,bibi,adik kedua dan ketiga ibu masih duduk dibangku SMA  serta usu(panggilan saudara bungsu ibu) baru saja lulus dari bangku SD dan sedang mandaftar ke SMP,semua itu tentunya memerlukan baiya dan tak ada lagi yang bisa diharapkan selain ibu.
        Bekerja sebagai pengelola sebuah salon kecantikan di Sintang,ibu berusaha untuk mencukupi perekonomian keluarga kami,dan pada saat itulah saya mulai jauh dari ibu,hari-hari masa kecil saya saat itu dihiasi kasih sayang dan perawatan sang nenek,kakek,dan saudara-saudara ibu.Aku hampir lupa bagaimana wajah beliau saat itu,karena sudah cukup lama aku tak bertemu dengan ibu,tetapi tetap saja aku merindukan ibu dan adik-adikku yang selalu nenek ceritakan pada saat setiap menjelang tidur malamku.Dalam ceritanya,nenek mengatakan aku memiliki dua orang adik yang bernama Deri dan Wahyu,dan mereka sekarang sedang bersama ibu di Sintang,nenek juga menceritakan tentang ibu yang selalu mengirimiku susu bubuk Dancow serta mainan-mainan kesukaanku.Meski kebutuhan sandang dan panganku terpenuhi,aku tetap saja merasa rindu untuk bertemu ibu dan adik-adik,dan hal itu membuatku terkadang merasa minder dan tidak percaya diri ketika melihat teman-temanku bersama ibu mereka.
       Melewati masa-masa kecil tanpa seorang ibu,dan sampailah pada saat aku mulai mengenal orang-orang lain dimasa prasekolah.Kira-kira lebih dua tahun setelah perceraian kedua orang tuaku aku dididik di TK islam Sekadau.Di sana aku mulai mengenal huruf demi huruf,angka demi angka,banyak hal menyenangkan yang terjadi pada saat itu yang Alhamdulillah bisa mengobati kerinduan pada ibu dan saudara-saudarku.Tapi,terkadang aku merasa iri kepada teman-temanku di TKdimana pada setiap paginya mereka selalu diantar oleh ibu mereka menuju bangku kelas,sementara aku selalu sendiri tanpa ada yang menunggui,berangkat diantar oleh bibi,dan pulangnya terkadang sendiri.Teringat tentang bayangan itu,dimana seorang anak kecil berpakaian TK berjalan pulang menuju rumahnya tanpa orang yang membimbingnya,untung saja ingatan saya akan jalan pulang cukup kuat,kalau tidak,wah….bakal nyasar.
         Sebuah peristiwa yang sampai sekarang masih terekam diingatanku yaitu ketika setiap murid maju satu persatu untuk menceritakan tentang ibu mereka di depan kelas.Cerita demi cerita terlantun dari setiap temanku,dan saatnya aku yang harus maju untuk bercerita tentang ibu.Saat ditanya Bu Midah bagaimana ibuku  menurut ku,aku tak bisa menjawab,hanya terdiam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutku,aku bingung akan apa yang harus aku ceritakan tentang ibu,wajahnya saja begitu susah untuk mengingatnya karena sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan beliau.Dan akhirnya karena sudah terlalu lama berdiri tanpa kata,akupun dipersilahkan untuk duduk kembali ke bangku.Mulai dari saat itu aku selalu bertanya kepada nenek dan kakek tentang ibu,dan mereka hanya mengatakan bahwa ibu bekerja di kota untuk dapat uang agar dapat beli susu buatku,persis seperti yang selalu nenek ceritakan padaku,dan ketika aku bertanya kapan ibu pulang,mereka tak pernah menjawabynya.
         Masa TK berlalu seiring rasa keingitahuan saya akan sosok ibu,tibalah saatnya untuk belajar di bangku Sekolah Dasar.Bertemu dengan orang-orang baru dan berteman dengan mereka,masa-masa tersebut berlalu seperti adanya masa TK saya,banyak pertanyaan tentang inu yang selalu teman-teman ceritakan,dan akupun mulai membayangkan betapa menyenangkannya punya ibu yang dekat dengan kita.Tapi,pertanyaan tentang ibu tidak lagi aku lontarkan kepada kakek dan nenek,sejak mereka mengatakan kulau aku tidak boleh lagi bertanya tentang ayah ataupun ibu.Aku hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh mereka,apabila ada yang bertanya tentang ayah ataupun ibu,aku tidak pernah bisa menjawab itu.
       Dengan prestasi yang cukup baik dan mendapat predikat murid tauladan di SD 03 Tanjung,di kecamatan Sekadau Hilir,kabupaten Sekadau ,tempat saya belajar.Memang saya tidak pernah menjadi juara pertama dikelas,tapi mendapat peringkat 2 cukup terbilang baik untuk ukuran saya,belajar tanpa bimbingan dari orang rumah,saya tetap bertekad untuk bersekolah.
     Setiap sepulang sekolah setelah makan siang dan mandi,kira –kira selepas salat asar saya dan nenek pergi kesamping rumah untuk menyiram tanaman berupa sayur sayuran milik nenek.Dan selesai itu saya diberi kesempatan untuk bermain bersama teman-teman.Sore hari yang menyenangkan bagi saya,dimana suasana tersebut dapat membuat saya melupakan meski sejenak akan rasa ingin tahu saya  tentang ibu,terlebih saat bermain bola kaki bersama Fahmi,teman dekat saya,kami begitu dekat,serasa beliau adalah saudara saya sendiri.Kemudian pada malam harinya,setelah salat isa,makan malam dan belajar,saya selalu diajak pergi oleh bang Jas,tetangga sebelah rumah saya,bang Jas adalah seorang pelatih Tae Kwon Do di daerah kecamatan Sekadau Hilir pada saat itu.Setiap ia pergi,beliau selalu mengajakku bersamanya untuk mengikuti larihan Tae Kwon Do yang dilakukan disebuah lapangan sepak bola di desaku,latihan yang awalnya hanya sebuah keisengan,lambat laun menjadi salah satu hobi masa kecilku,tapi itu hanyalah hobi masa kecil saja,aku masih tetap menekuni bidang seni bela diri,hanya saja sekarang aku memilih Tarung Derajat(BOXER) sebagai pilihanku.
         Tiga tahun berlalu,aku waktu itu duduk dibangku kelas tiga Sekolah Dasar,hari-hari berlalu tanpa banyak yang bisa saya ingat kecuali meninggalnya kakek.Karena penyakit yang kakek derita cukup parah dan sudah begitu lama,dengan kuasa Tuhan beliau berpulang ke Rahmatullah pada usia 74 tahun.Air mata tak dapat saya tahankan lagi saat itu,itu pertama kalinya saya ditinggalkan oleh orang yang begitu saya sayangi.Kakek adalah guru,teman,dan juga produsen mainan bagi saya,beliau begitu banyak mengajari saya tentang ilmu agama,dialah orang pertama yang mengajarkan saya salat dan mengaji.Masih teringat saat kakek menghadiahi saya sebuh ketapel,saat diberikan ketapel aku tidak mengerti cara menggunakannya,dan akupun mencoba-coba berbagai cara untuk mengoperasikan alat yang kata kakek bisa menjatuhkan burung yang sedang terbang tersebut,karena kakek tidak mau menunjukan cara menngunakan ketapel tersebut dan akupun merasa sok tahu,aku melakukan kesalahan dalam menggunakan ketapel itu,yaitu dengan mengarahkan peluru biji salak yang diberikan oleh kakek kearah kepalaku,dan tentu saja cara yang seperti itu membuat aku merasa kesal kepada kakek dan berniat membalasnya,tapi itu belum sempat aku lakukan karena kakek telah dipanggil Yang Maha Kuasa tanpa memberitahuku cara menggunakan ketapel buatannya.Disela kesedihan itu,dating seorang wanita dan dua orang yang berperawakan lebih sehat dariku manghampiri nenek,kulihat mereka menyalami nenek dan berbincang-bincang dalam keadaan prihatin.Sesekali perempuan cantik itu memandangiku yang sedang duduk di dekat jenazah kakek sambil membaca surah yasin.Aku sama sekali tidak kenal dengan perempuan tersebut,jadi saya anggap saja hal itu bukan apa-apa.
       Selang beberapa menit.nenek memanggilku,”Bang….(panggilan akrab keluarga),sini.!”perintahnya,dan akupun menutup bacaan lalu menghampiri nenek kemudian bertanya,”Ada apa nek?”.Nenek tak menjawab,wanita didekatnya memendangiku dengan begitu tajam dan dalam,aku bertanya dalam hati,ada apa dengan wanita cantik itu?.Setelah cukup lama kami tanpa suara,terlihat sosok wanita yang terus memandangiku tersebut mengucurkan air matanya,ia menangis.Dengan gerakan yang sepertinya sangat mengejutkan ia memelukku,begitu erat hingga tubuhku tak dapat bergerak,ia terus menangis,aku masih ingat air mata hangat itu menetes di wajahku,setelah cukup lama memelukku,pertempuan itu berkata dengan suara gemetaran seraya melepaskan pelukannya,aku terperangah,perasaanku bercampur aduk saat itu,saat bibir dengan suara yang kutunggu selama ini disetiap hariku,bibir itu berkata”zal…ini mamak,ibumu”.Aku tak dapat berkata-kata,hanya menangis dengan gaya anak kecil pada umumnya,di satu sisi aku merasa bagitu sedih atas kepergian kakek,di sisi lain sesuatu yang menjadi doa ku pada setiap salat terpenuhi atas izin Allah SWT.
            Setelah prosesi persiapan pemakaman kakek selesai,seisi kampung pun bersiap untuk memakamkan jasad kakek,itu saat tersedih yang pernah kurasakan sepanjang hidupku,tubuh yang dulu mengajariku begitu banyak hal itu harus dipulngkan kepada asalnya.Terus berlalu seperti adanya waktu,dan aku merasa begitu bahagia hingga aku duduk dibangku kelas 4 SD dan dipindah sekolahkan oleh beliau ke sebuah sekolah di daerah Sungai Ayak,Di SDN 02 Sungai Ayak aku dititipkan kepada bibi oleh ibu,alasan beliau menitipku dengan bibi karena masalah biaya,ia tak sanggup untuk mengatasi kebutuhan rumah tangga yang begitu menyesakkan waktu itu,baru satu tahun aku merasakan masakan buatan  ibuku sendiri ,aku sudah terpisah lagi darinya,dau tahun kujalani bersama kerinduanku kepada ibu,tak jarang aku menangis saat sebelum tidur karena rasa yang begitu ingin bertemu ibu dan adik-adik,tapi kutahan perasaan itu hingga saat aku dipindahkan kembali kesekolah asalku,SDN 03 Tanjung.Aku mengikuti ujian di sana,tapi….malah pada saat penentuan akademikku selama enam tahun ibu tak bisa menemani,ia harus pergi ke Singkawang untuk bekerja bersama suaminya,ayah tiriku sejak aku kelas 4 SD.Dengan 1 orang anak hasil pernikahan mereka,ibu dan bapak pergi ke Singkawang untuk bekerja sebagai buruh tambang emas.Dengan penghasilan yang seadanya,mereka membiayai semua kebutuhan keluarga di Sekadau.
       Ujian Nasionalpun tiba,dan  aku lulus dengan nilai terbaik di sekolahku,aku ingin melanjutkan sekolah lebih tinggi lagi,dan aku pun mencoba mendaftar ke Sekolah Menengah Pertama NO.01 di Sekadau,untuk membayar formulir dan uang pendaftaran  aku berinisiatif mengirimkan surat kepada ibu di Singkawang,rincian biaya yang diperlukan yang kepala sekolah SD ku berikan padaku terlampir dalam surat untuk ibu,aku merasa senang sekali karena akan segera dapat mandaftar ke SMP,proses demi proses kukerjakan sendiri tanpa bantuan keluarga,bersama seorang guru di SMP yang begitu peduli padaku saat itu,aku dapat memenuhi persaratan yang ada dengan baik,dan akhirnya pada hari penentuan nama-nama siswa baru di SMP Negeri 01 Sekadau,namanku tercatat sebagai siswa sekolah tersebut,aku bersukur sekali kepada Tuhan yang telah mengabulkan doaku.
        Setahun berlalu,akhirnya ibu pulang juga,pada waktu itu adik tiriku sudah 2 orang,Sumi dan Selvi,sementara bapak tetap tanggal di Singkawang untuk melanjutkan pekerjaannya,dengan jumlah tanggungan sebanyak 5 orang ditambah dengan 2 orang lagi,yaitu nenek dan Fahri,anak bibiku,keuangan keluarga harus dipenuhi dengan kerja keras,ibu harus bangun pagi-pagi untuk membuat kue yang kemudian ia titip pada warung-warung didekat rumah,dan aku menyempatkan diri untuk membantunya,kami harus bangun pukul 02:00 setiap harinya,tapi sepertinya itu belum cukup,akhirnya aku ditawarkan oleh seorang penjual ikan louhan pekerjaan,yaitu mencari empan ikan-ikannya,aku menerima tawaran tersebut dengan senang hati,setiap selesai salat isa aku pergi ke sungai untuk mencari udang untuk makanan ikan Om Manto(pemilik ikan louhan),Alhamdulillah,dengan penghasilan kurang lebih Rp20.000 setiap malamnya,aku dapat membantu ibu untuk memenuhi sedikit kebutuhan adik-adik,meski lelah,aku tak ingin mengeluh,aku dan adik-adikku harus tetap bersekolah.
      Tanpa terasa aku sudah kelas IX,dan ujian segera tiba,bapak harus pulang karena sakit,dan otomatis beliau tidak dapat bekerja untuk sementara waktu,bahkan biaya untuk berobatpun tidak ada,dengan terpaksa aku harus memecahkan tabungan hasil kerjaku selama sekolah untuk biaya berobat bapak,dengan uang seadanya aku pergi bersama bapak ke dokter,diagnosa dokter manyatakan beliau menderita tyfus,resep yang dokter berikan meludeskan seluruh tabunganku yang kupersiapkan untuk dana masuk SMA,tapi tidak apalah,yang penting bapak sembuh dan dapat bekerja lagi supaya aku dan adik-adik tetap bisa layak.Dua minggu bapak tergeletak tak berdaya,hal itu membuat ibu tak dapat lagi membagi waktunya untuk membuat kue,sementara uang tabunganku sudah kuhabiskan untuk biaya berobat bapak.Dalam keadaan seperi itu kebutuhan rumah tangga seperti beras mulai menipis dan hanya cukup untuk makan sampai besok sore saja,tapi aku tidak merasa kawatir akan hal itu karena aku masih bekerja sebagai pencari empan ikan-ikannya Om Manto,dengan uang yang aku dapatkan setiap malamnya adik-adik,aku dan ibu serta bapak terselamatkan dari lapar meski terkadang hanya bubur yang kami makan.
         Setelah lebih dua minggu tergeletak di tempat tidur,Alhamdulillah kondisi bapak membaik dan akhirnya kembali mampu bekerja,sementara itu aku tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian nasional,bapak pada saat itu tidak lagi bekerja sebagai buruh tambang emas,beliau mencoba membuka usaha berdagang buah dengan modal pinjamaan uang dari bos tambang emasnya.Usaha yang beliau rintis tersebut membuahkan hasil dan dengan rahmat Tuhan tentunya kami mampu mengangkat perekonomian keluarga,tentunya hal tersebut berimbas pada terpenuhinya kebutuhan belajarku dan adik-adik,akupun tidak perlu lagi bekerja sebagai pencari makanan ikan,aku memilih membantu bapak saja,di warung buah.Sepulang sekolah aku pergi ke warung buah yang berdiri di emberan pasar Sekadau,disebuah sudut kota kami gelar meja untuk menjajakan buah-buahan yang bapak pesan kepada seorang penjual buah keliling dari daerah Sambas.Sejak saat itu semua kebutuhan terpenuhi dan kehidupan kami bisa dibilang berkecukupan meski dengan tanggungan yang cukup banyak.
        Ujian nasional tiba,aku berkonsentrasi penuh atas hal tersebut,belajar dan belajar meski disambili dengan membantu bapak .Singkat cerita,setelah menjalani ujian dan pengumuman kelulusan yang salah satu nama siswa yang disebutkan lulus adalah namaku,aku melanjutkan sekolahku ke SMA Negeri NO.01 Sekadau,aku diterima dan belajar di sekolah tersebut,di tempat itu aku banyak belajar berbagai hal,termasuk diantaranya belajar berorganisasi,salah satu wadah kreativitas siswa yang ku ikuti dimasa SMA adalah SISPALA(Siswa Pecinta Alam),dan beberapa kegiatan diluar sekolah berupa Remaja Masjid,Pemuda Adat Melayu serta Tim Rudat dan Rebana di desaku.Pada masa itu senpat aku mengikuti beberapa perlombaan tetapi hanya satu yang membuahkan prestasi,yaitu sebagai juara 3 Tilawatil Quran antar ramaja masjid sekabupaten Sekadau.Semua kejadian pada masa SMA ku merupakan masa yang begitu mengenangkan buatku,diantaranya kisah cintaku,perasaan yang mungkin cinta pada saat itu yang membuatku menjadi hobi menulis puisi,berkhayal dan bermain musik.Berawal dari sebuah puisi yang berjudul”Rahasia Hati” dan tertulis nama pengarang dalam tulisan tersebut adalah ”lina”,aku tertegun dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya pada saat itu aku juga belum sepenuhnya mengerti untuk siapa,yang ku tahu hanya kertas tersebut terselip di dalam buku paket sosiolgi miliku,akupun penasaran akan wajah penggores kata indah tersebut,kemudian aku memutuskan untuk mencari tahu siapa Lina.Satu bulan pencarian membuahkan hasil,aku akhirnya dapat bertemu Lina,saat ku temui ia terlihat malu-malu,aku tak mengerti kenapa hal itu terjadi padanya,mukanya memerah saat ku tanyakan padanya tentang puisi tersebut,ia tak menjawab hangga dua bulan kemudian,setelah kami cukup dekat dan cukup leluasa untuk saling mengomentari akhirnya lina berterusterang bahwa puisi tersebut memang ia tulis untukku.Kejadian itu sudah bertahun-tahun yang lalu,dan puisi Lina masih kusimpan sampai saat ini,atas izinnya,aku putuskan untuk mencatat puisi tersebut dicatatan facebook miliku.Kami boleh dibilang pacaran saat itu,meski tanpa sepatah katapun yang menyatakan bahwa kami saling menyimpan rasa pada satu samca lain.
           Hal-hal tentang kisah cintaku pada saat SMA membuatku tertawa bila mengingatnya,diantaranya adalah saat seorang teman  wanita di kelasku yang bercerita kepadaku bahwa ia sedang jatuh cinta kepada seseorang dikelas kami,setiap hari hanya itu-itu saja yang ia ceritakan kepadaku,akupun merasa penasaran siapa sebenarnya orang yang ia ceritakan tersebut,aku dan dia bertaruh,jika aklu dapat menebak dengan tepat orang yang ia maksud,maka dia akan memberikan apapun yang aku mau.Dengan semangat aku mancari tahu,tapi,sudah dua bulan aku tak mendapatkan hasil.dan akhirnya aku menyatakan menyerah padanya.Sesaat setelah perbincangan hangat kami sepulang ulangan kenaikan kelas,dia menyatakan akan memeberitahuku orang yang ia sukai besok sepulang ulungan hari terakhir kami di kelas X.
       Hari yang kutunggu-tunggupun tiba,sepulang sekolah aku mencegatnya di depan  ruang ulangannya,aku menagih janji yang ia ucapkan kemarin dan ia mengajakku ke sebuah ruangan bersama teman dekatku,Robi,setibanya di ruangan ia mulai mengatakan hal-hal yang harus aku patuhi bila nanti ia mengatakan yang sebenarnya,aku curiga orang tersebut adalah Robi,teman dekat semasa SMA ku,ia mengatakan nama cowok tersebut ia tulis ditelapak tangan sebelah kanannya.Betapa aku terperangah saat membaca tulisan ditangan kanan temanku itu,aku tak percaya atas pernyataan yang ia tuliskan di telapak tangannya,aku merasa di tengah mimpi karena seorang juara kelas yang sangat disayangi oleh bapak kepala sekolah tersebut menuliskan namaku ditelapak tangannya.Aku mulai bingung dan berkeringat mempertimbangakan hal itu,dan setelah cukup lama aku berfikir,aku mengatkan kepadanya dengan kalimat yang kuusahakan tidak menyakitinya bahwa aku tidak tertarik untuk menjadikannya seorang pacar,aku lebih senana dan bahagia dia menjadi sahabatku,dan Alhamdulillah ia pun ,mengerti .
        Keceriaan-keceriaan kulalui barsama teman-teman SMA hingga ujian tiba dan berakhir dengan kelulusan 100% angkatan kami,dan sekarang aku bertemu orang-orang luar biasa di lingkungan baruku,di kelas Biologi Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak.Aku berharap aku dapat mencapai cita-cita keduaku,yaitu peneliti dibidang linkungan,karena cita-cita pertamaku yang merupakan cita-cita sejak kecil tidak dapat kupenuhi yaitu menjadi seorang dokter.
SEKIAN,
TERIMAKASIH.
WASALAM……..