Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Jumat, 12 November 2010

Cara Membuat Efek Tulisan Berkedip

Cara Membuat Efek Tulisan Berkedip
Pasti anda bertanya-tanya, bagaimana caranya membuat tulisan di atas berkedip-kedip. Caranya mudah kok, begini caranya:

1. Buat postingan baru, lalu klik Edit HTML.
2. Masukkan code HTML seperti ini:

<blink>Isi Postingan Anda</blink>

Hasilnya akan seperti ini:
Isi Postingan Anda

3. Jadi, anda hanya perlu menuliskan kode <blink> (di depan) dan </blink> (di belakang). Hasilnya seperti ini:

Cara Membuat Efek Tulisan Berkedip

Mudah bukan? Semoga bermanfaat.

-SELAMAT MENCOBA-
 

Dasar-Dasar Jurnalistik

Dasar-Dasar Jurnalistik
Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya.
Apa Itu Jurnalistik?
Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism).
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara (2005), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan.
a. Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. Media janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.
b. Bertindak (action)
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
c. Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi.
d. Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.
e. Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.
Berita
Ketika membahas mengenai jurnalistik, pikiran kita tentu akan langsung tertuju pada kata "berita" atau "news". Lalu apa itu berita? Berita (news) berdasarkan batasan dari Kris Budiman adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa. "News" sendiri mengandung pengertian yang penting, yaitu dari kata "new" yang artinya adalah "baru". Jadi, berita harus mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan aktualitas. Dari kata "news" sendiri, kita bisa menjabarkannya dengan "north", "east", "west", dan "south". Bahwa si pencari berita dalam mendapatkan informasi harus dari keempat sumber arah mata angin tersebut.
Selanjutnya berdasarkan jenisnya, Kris Budiman membedakannya menjadi "straight news" yang berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas, sering disebut sebagai berita keras (hard news). Sementara "straight news" tentang hal-hal semisal olahraga, kesenian, hiburan, hobi, elektronika, dsb., dikategorikan sebagai berita ringan atau lunak (soft news). Di samping itu, dikenal juga jenis berita yang dinamakan "feature" atau berita kisah. Jenis ini lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Sebuah "feature" tidak terlalu terikat pada nilai-nilai berita dan faktualitas. Ada lagi yang dinamakan berita investigatif (investigative news), berupa hasil penyelidikan seorang atau satu tim wartawan secara lengkap dan mendalam dalam pelaporannya.
Nilai Berita
Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita itu mencakup beberapa hal, seperti berikut.
  1. Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
  2. Aktual: terbaru, belum "basi".
  3. Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
  4. Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
  5. Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya adalah:
  1. sesuatu yang unik,
  2. sesuatu yang luar biasa,
  3. sesuatu yang langka,
  4. sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting,
  5. menyangkut keinginan publik,
  6. yang tersembunyi,
  7. sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
  8. sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
  9. pemikiran dari tokoh penting,
  10. komentar/ucapan dari tokoh penting,
  11. kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
  12. hal lain yang luar biasa.
Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut.
Anatomi Berita dan Unsur-Unsur
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Judul atau kepala berita (headline).
  2. Baris tanggal (dateline).
  3. Teras berita (lead atau intro).
  4. Tubuh berita (body).
Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005) . Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini.
Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H. Hal ini senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006: 38).
  1. Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
  2. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
  3. Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
  4. Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
  5. When - kapan terjadinya?
  6. How - bagaimana terjadinya?
Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok dan surat pembaca.
Sumber Berita
Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.
  1. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
  2. Proses wawancara.
  3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
  4. Partisipasi dalam peristiwa.
Kiranya tulisan singkat tentang dasar-dasar jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat mengerjakan proses kreatif kita dalam penulisan jurnalistik.
Sumber bacaan:
Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik: Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan Jurnalistik -- Info Jawa 12-15 Desember 2005. Dalam www.infojawa.org.
Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Jakarta: Indeks.

Rabu, 10 November 2010

10 Gempa Bumi paling dahsyat dalam sejarah

10 Gempa Bumi paling dahsyat dalam sejarah

Fakta menarik Seputar Tidur

Fakta menarik Seputar Tidur

Setidaknya enam jam per hari tubuh mengalami sistem 'shutdown' untuk sementara waktu alias tidur. Tapi berapa banyak yang Anda ketahui tentang tidur? Mengapa tubuh butuh tidur dan apa yang terjadi pada tubuh selama tidur? seperti Dilansir Health24,berikut beberapa fakta menarik seputar tidur: 

1. Tahapan tidur Selama tidur malam, ada lima tahapan tidur yang berbeda dan berbeda satu sama lain, yaitu: 
- Tahap 1 (5-10 menit pertama), yaitu masa transisi antara sadar dan tidur.
- Tahap 2 (sekitar 20 menit), suhu tubuh mulai menurun dan detak jantung mulai melambat.
- Tahap 3 merupakan masa transisi antara tidur ringan dan tidur yang sangat dalam. 
- Tahap 4 (sekitar 30 menit), yaitu tidur nyenyak yang berlangsung. Mengompol dan tidur sambil berjalan biasanya terjadi pada akhir tahap 4.
- Tahap 5, kebanyakan mimpi terjadi pada tahap 5 yang dikenal sebagai tidur gerakan mata cepat atau rapid eye movement (REM). Tidur REM ditandai dengan gerakan mata, meningkatnya laju respirasi dan aktivitas otak, serta otot-otot menjadi lebih rileks.

2. Ketika tidur nyenyak, napas, denyut jantung dan tekanan darah mencapai tingkat terendah sepanjang hari.
3. Rata-rata orang terbangun sekitar enam kali per malam.
4. Dalam waktu 24 jam dari jam biologi tubuh, waktu paling 'down' adalah jam 1-6 pagi, kemudian 3 jam setelah makan siang. 
5. Otot-otot tubuh menjadi lumpuh ketika tidur 
6. Suhu tubuh turun di pagi hari, mencapai rendah di sekitar jam 4 pagi dan kemudian naik lagi sebelum fajar.
7. Para peneliti tidak pernah bisa setuju persis mengapa tubuh butuh tidur, kecuali untuk memulihkan tubuh dan otak.
8. Perempuan dan orangtua paling sering menderita insomnia 
9. Bahkan ketika tidur sangat mendalam, masih ada bagian tubuh yang menangkap suara dan sinyal dari 'dunia' sekitar. Itu sebabnya mengapa orangtua terbangun ketika bayi menangis, tetapi mereka tidak mendengar 'lolongan' angin tenggara. 
10. Selama bermimpi, pola otak sama dengan ketika sedang melakukan latihan saat terjaga. 11. Lebih susah membangunkan anak kecil ketimbang orang dewasa, dan biasanya anak akan tampak bingung dan tidak ingat apa-apa ketika bangun.
sumber:detik.com

Rabu, 03 November 2010

Ingin Website/Blog Anda Tampil di Halaman Pertama Google?

Ingin Website/Blog Anda Tampil di Halaman Pertama Google?

Rizal Ghaisan Satya: KEUTAMAAN DOA

Rizal Ghaisan Satya: KEUTAMAAN DOA: "KEUTAMAAN DOA

Rizal Ghaisan Satya: DAJJAL

Rizal Ghaisan Satya: DAJJAL: "Di pertengahan tahun 2007 yang lalu, muncul nama Saibaba yang diberitakan sebagai Dajjal sang huru-hara di akhir zaman. Konon pria berambu..."

KEUTAMAAN DOA

KEUTAMAAN DOA

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Rabb kalian berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk ke neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.'"[1]

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku. Karena itu, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada di atas kebenaran. "[2]

Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَالعِبَادَةُ، قَلَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Doa adalah ibadah. Rabb kalian berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan"[3]

اِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَيْ حَيِيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِيْ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّ هُمَاصِفْرًا
"Sungguh, Rabb kalian Tabaraka wa ta 'ala Maha Pemalu dan Mahamulia. Dia malu kepada hamba-Nya jika ia mengangkat kedua tangannya (berdoa) kepada-Nya, lalu membiarkan tanpa memberinya. "[4]

مَامِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ اللهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيْعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَيْ ثَلاَثٍ: إِمَّاأَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَالَهُ فِيْ اللآخِرَةِ وَإِمَّ أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِسْلِهَا. قَالُوْا: إِذًا نُكْثِرَ. قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ.

"Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah yang di dalammya tidak ada unsur dosa dan pemutusan hubungan keluarga kecuali Allah pasti memberikan salah satu di antara tiga hal ini: doanya segera dikabulkan, Dia menyimpannya di akhirat untuknya, atau Dia menghindarkan orang tersebut dari kejelekan yang sebanding. " Mereka berkata, "Kalau begitu, kami akan memperbanyak doa." Beliau bersabda, "Allah lebih banyak (mengabulkan). "[5]


[1]     Dikutip dari: Sembuh dan Sehat Cara Nabi صلي الله عليه وسلم Karya: Syaikh Dr. Sa’id bi Ali bin Wahf al-Qahthani, Terbitan: Maktabah Al-Hanif
[1]       Surat Ghafir (al-Mu'min): 60
[1]              Surat al-Baqarah: 186.
[1]    Abu Dawud: 5/211 dan Ibnu Majah: 2/1258. Lihat: Shahih al-Jami'ish-Shaghir. 3/150 dan Shahih Ibni Majah: 2/324.
[1]           Ditakhrij (dikeluarkan) oleh Abu Dawud: 2/78, at-Tirmidzi: 5/557, dan Ibnu Majah: 2/1271. Ibnu Hajar berkata, "Sanadnya bagus." Lihat: Shahih at-Tirmidzi: 3/ 179


adab-adab dan sebab-sebab terkabulnya doa

1.      Ikhlas untuk Allah semata.
2.      Memulai dan menutup doa dengan memuji Allah, lalu bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallama.
3.      Mantab dalam berdoa dan yakin akan dikabulkan.
4.      Sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam berdoa serta tidak tergesa-gesa
5.      Menghadirkan hati dalam berdoa
6.      Berdoa dalam keadaan suka maupun duka.
7.      Hanya meminta kepada Allah.
8.      Tidak mendoakan kejelekan untuk keluarga, harta, anak, dan jiwa.
9.      Merendahkan suara ketika berdoa, yakni tengah-tengah antara pelan dan keras.
10.  Mengakui dosa, lalu memohon ampunan dan mengakui nikmat, lalu bersyukur kepada Allah.
11.  Tidak bersajak dalam mengucapkan doa.
12.  Merendahkan diri, khusyu', penuh harap, dan takut.
13.  Mengembalikan setiap hal yang diambil secara zhalim kepada yang berhak dengan disertai taubat.
14.  Mengucapkan doa tiga kali.
15.  Menghadap kiblat.
16.  Mengangkat dua tangan ketika berdoa.
17.  Berwudhu sebelum berdoa jika mudah dilakukan.
18.  Tidak melampaui batas dalam berdoa.
19.  Memulai doa untuk dirinya sendiri lebih dahulu jika berdoa untuk orang lain.[1]
20.  Bertawassul kepada Allah dengan menggunakan nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang mulia, atau dengan amal shalih yang pernah ia kerjakan, atau dengan cara minta didoakan oleh orang shalih yang masih hidup dan ada bersamanya.
21.  Hendaknya makanan, minuman, dan pakaiannya berasal dari hasil yang halal.
22.  Tidak berdoa untuk melakukan perbuatan dosa atau memutus tali silaturrahim.
23.  Menyuruh perkara yang baik dan mencegah perbuatan yang mungkar.
24.  Menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan.


[1]     Terdapat riwayat dari Nabi صلي الله عليه وسلم bahwa beliau memulai doa untuk dirinya sendiri, tetapi juga ada riwayat dari beliau bahwa beliau tidak memulai berdoa untuk dirinya lebih dahulu, seperti doa beliau untuk Anas, Ibnu 'Abbas, Ummu Ismail, dan lain-lain. Lihat masalah ini secara rinci dalam Syarh Shahih Muslim karya an-Nawawi: 15/144, Tuhfatul-Ahwadzi Syarh Sunan at-Tirmidzi: 9/ 328, dan al-Bukhari dalam Fathul-Bari: 1/218.

DAJJAL

Di pertengahan tahun 2007 yang lalu, muncul nama Saibaba yang diberitakan sebagai Dajjal sang huru-hara di akhir zaman. Konon pria berambut kribo dan bertempat tinggal di India itu bisa menyembuhkan segala macam penyakit dengan air sucinya. Tak seorangpun yang mampu mengalahkan kehebatannya, bahkan tidak sedikit kalangan ulama India yang menjadi pengikutnya setelah terpengaruh oleh kehebatannya ketika berdebat dan melakukan unjuk kebolehan yang lain.

Pada tahun sebelumnya, ketika Amerika melakukan invasi militernya ke negeri Irak dan berhasil menggulingkan rezim Saddam, ada saja orang yang berpikir bahwa George W. Bush dan sekutunya adalah Dajjal yang diberitakan oleh Rasulullah saw.

Kita tentu tidak bisa dengan begitu saja menerima penafsiran-penafsiran semacam itu. Kita perlu merujuk kembali Hadis-hadis tentang Dajjal: siapa sebenarnya Dajjal tersebut, serta kapan dan dari mana munculnya.

Kriteria Dajjal

Tidak mungkin untuk menyebutkan satu per satu Hadis yang menerangkan tentang Dajjal, karena sangat banyak. Namun, berdasarkan sekian banyak Hadis yang memberi penjelasan cukup detail mengenai sosok Dajjal, dapat disimpulkan bahwa si penjelajah bumi ini adalah seorang Yahudi atau serombongan pedagang yang gagah perkasa, berambut keriting seolah-olah di kepalanya terdapat reranting pohon, mata kanannya buta, sedangkan mata kirinya tajam bagaikan bintang, dan di keningnya tertulis kâfirun billâhi wa bi-rasûlihi (kafir kepada Allah SWT dan Rasul-Nya saw).

Dajjal akan muncul ke permukaan jagat ini dengan mengaku sebagai tuhan. Orang yang mendengar ucapannya, niscaya akan menjadi pengikut setianya, kecuali orang-orang yang telah dijaga oleh Allah SWT. Dia juga memiliki kehebatan yang menyamai mukjizat para nabi, seperti bisa menghidupkan kembali orang yang telah dia bunuh, bisa membuat keindahan dan kenikmatan yang luar biasa di muka bumi, bisa menurunkan hujan dari langit, juga bisa menumbuhkan pepohonan dalam sekejap mata. Demikianlah di antara kehebatan-kehebatannya yang disinggung dalam Hadis.

Munculnya Dajjal

Di kala umat manusia sudah tak lagi melakukan amar ma'rûf nahi munkar, maka pertumpahan darah membanjiri hamparan jagat raya ini, huru-hara dan bencana silih berganti, tradisi minuman keras, mabuk, dan zina merajalela, lelaki biasa melakukan sodomi dengan sesama lelaki, perempuan biasa melakukan lesbian dengan sesama perempuan, maka pada waktu itulah sang huru-hara akhir zaman (Dajjal) muncul dari arah timur dengan mengendarai keledai.

Pada waktu itu pula, angin berhembus seperti saat pembasmian kaum Nabi Hud as, terdengar dentuman keras laksana suara yang telah menghancurkan kaum Nabi Shalih as, dan bumi memerah laksana bara api melalap umat manusia, sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nabi Syu’aib as.

Bersamaan dengan kemunculan Dajjal ini, masjid-masjid menjadi kosong, tak ada aktivitas ibadah di sana. Orang-orang yang beriman melaksanakan salat di rumahnya masing-masing, tidak lagi di masjid. Ular-ular tak lagi diam di sarangnya. Bumi bergoncang dengan demikian dahsyatnya, matahari kadang terbit berwarna putih cerah, kemerah-merahan, kadang pula hitam pekat. Para penyihir berkumpul menjadi pengikut Dajjal, sang pengelana dunia itu.

Kinerja Dajjal

Dajjal memang di-setting khusus oleh Allah SWT untuk menjadi pembasmi akidah dan keimanan umat Islam di penghujung kehidupan dunia. Dia akan membujuk manusia dengan menampakkan surga yang sebenarnya adalah neraka dan memperlihatkan neraka yang pada hakikatnya adalah surga. Dia akan bilang kepada orang yang dijumpainya: “Akan aku persembahkan surga ini kepada orang yang bersujud kepadaku, dan orang yang enggan sujud kepadaku maka akan aku lempar dia ke neraka.”

Sesuai dengan gelar yang dimilikinya sebagai al-masîh (sang penjelajah), dia akan berkelana mengitari dunia. Ketika memasuki daratan Babilonia dia akan berjumpa dengan Nabi Khidhir as. Dajjal bilang, “Aku adalah tuhanu!”. Nabi Khidhir as menjawab, “Engkau dusta wahai Dajjal!”. Dajjal membunuhnya seraya berkata, “Berserulah kepada Tuhanmu niscaya Dia akan menghidupkanmu!”. Maka, Nabi Khidhir hidup kembali dan berkata kepada para pengikut Dajjal: “Jangan kalian sembah orang kafir terlaknat ini!”. Lalu, Nabi Khidhir as dibunuh lagi hingga tiga kali dan dihidupkan kembali oleh Allah SWT.

Setelah takluk di tangan Nabi Khidhir as dan tidak mampu mengalahkannya, maka perkelanaannya dilanjutkan ke kota Mekah, namun sesampainya di sana Dajjal melihat malaikat sedang berbaris mengitarinya, lalu dia beralih ke Madinah namun sesampainya di sana dia menyaksikan kejadian yang sama dengan di Mekah.

Pembunuh Dajjal

Allah tidak mentakdirkan Dajjal hidup berlama-lama di bumi. Dalam Hadis panjang yang diriwayatkan Imam Muslim (nomor Hadis 5233) dari Sahabat Abdullah bin Amr ra dijelaskan, bahwa usia dajjal di bumi ini hanya empat puluh, tapi Abdullah bin Amr ra tidak tahu apakah kata empat puluh yang disabdakan Rasulullah saw itu adalah empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun?.

Dajjal adalah orang hebat yang tak seorangpun mampu membunuh dia. Namun di penghujung hayatnya, segala kekuatan dan kehebatan yang dia miliki dicabut oleh Allah dan tak lagi berguna. Pada waktu itu Allah mengutus Nabi Isa as sebagai seorang pahlawan penyelamat manusia dari kesadisan dan kekejaman ‘iblis’ mata satu itu. Nabi Isa as akan mencari tempat Dajjal berada, lalu membunuhnya dengan tangan beliau yang mulia.

Demikianlah identitas dan kisah Dajjal yang diyakini oleh para ulama Hadis, ulama tafsir, ulama fikih, ulama ilmu kalam, juga ulama-ulama Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang lain.

Mudah-mudahan kita, sebagai penganut paham Ahlussunnah wal Jamaah dapat selamat dari gangguan dan tipu daya Dajjal yang sangat kejam ini. Begitu pula, semoga akidah kita semakin diperkokoh oleh Allah SWT dan tidak diberi kesempatan untuk hidup pada waktu Dajjal berkeliaran di muka bumi ini. Amîn yâ Rabbal-Âlamîn.

Penulis adalah Staf Pengajar di Madrasah Miftahul Ulum Tingkat Tsanawiyah Pondok Pesantren Sidogiri.

diambil dari www.sidogiri.netDAJJAL

TEKNIK PETA KOMPAS ,Azimuth dan Back Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut


TAK AKAN LUPUT DARI PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
  1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection).
Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.